Monday, 25 April 2016

MENINGGALKAN YANG HARAM MAKA KELUARLAH AROMA MINYAK KESTURI DARI BADANNYA



Ada seorang pemuda yang kerjanya menjual kain. Setiap hari dia memikul kain-kain dagangan­nya dan berkeliling dari rumah ke rumah. Kain dagangan pemuda ini di kenal dengan nama "Faraqna" oleh orang-orang. Walau pun pekerjaannya sebagai pedagang, tetapi pemu­da ini sangat tampan dan bertubuh tegap, setiap orang yang melihat pati menyenanginya.

       Pada suatu hari, saat dia berkeliling melewati jalan-jalan besat, gang-gang kecil dan rumah-rumah penduduk sambil berteriak menawarkan dagangannya : "faraqna-faraqna", tiba-tiba ada seorang wanita yang melihatanya. Si wanita itu memanggil dan dia pun menghampirinya. Dia dipersilakan masuk kedalam rumah. Di sini si wanita terpesona melihat ketampanannya dan tumbuhlah rasa cinta dalam hatinya. Lalu si wanita itu berkata : "Aku memanggilmu tidak untuk membeli daganganmu tetapi aku memanggilmu karena kecintaanku kepadamu. Dan dirumah ini sekarang kosong. " Selanjutnya, si wanita ini membujuk dan merayunya agar mau berbuat sesuatu dengan dirinya. Pemuda ini menolak, bahkan dia mengingatkan si wanita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menakut-nakuti dengan azab yang pedih di sisiNya. Tetapi sayang, nasehat itu tidak membuahkan hasil apa-apa, bahkan sebaliknya, si wanita makin berhasrat.

       Dan memang biasa, orang itu senang dan penasaran dengan hal-hal yang dilarang… Akhirnya, karena si pemuda ini tidak mau melakukan yang haram, si wanita malah mengancam, katanya: "Bila engkau tidak mau menuruti perintahku, aku berteriak pada semua orang dan aku katakan kepada mereka, bahwa engkau telah masuk ke dalam rumahku dan ingin merenggut kesucianku. Dan mereka akan mempercayaiku karena engkau telah berada dalam rumahku, dan sama sekali mereka tidak akan mencurigaiku." Setelah si pemuda itu melihat betapa si wanita itu terlalu memaksa untuk mengikuti keinginannya ber­buat dosa, akhirnya dia berkata: "Baiklah, apakah engkau mengizinkan aku untuk ke kamar mandi agar bisa membersihkan diri dulu ?" Betapa gembiranya si wanita mendengar jawaban ini, dia mengira bahwa keinginannya sebentar lagi akan terpenuhi. Dengan penuh semangat dia menjawab : "Bagaimana tidak wahai kekasih dan buah hatiku, ini adalah sebuah ide yang bagus."

       Kemudian masuklah si pemuda itu ke kamar mandi, sementara tubuhnya gemetar karena takut dirinya terjerumus dalam kubangan maksiat. Sebab, wanita itu adalah perangkap syaitan dan tidak ada seorang laki-laki yang menyendiri bersama seorang wanita kecuali syaitan dari pihak ketiga. "Ya Allah, apa yang harus aku perbuat. Berilah aku petunjukMu, Wahai Dzat yang memberi petunjuk bagi orang-orang yang bingung ."
Tiba-tiba, timbullah ide dalam benaknya." Aku tahu benar, bahwa termasuk salah satu kelompok yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tidak ada naungan saat itu kecuali naunganNya adalah seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh wanita yang mempun­yai kedudukan tinggi dan wajah yang cantik, kemudian dia berkata: "Aku takut kepada Allah."

       Dan aku yakin bahwa orang yang meninggalkan sesuatu karena takut kepadaNya, pasti akan mendapat ganti yang lebih baik… dan seringkali satu keinginan syahwat itu akan penyesalan seumur hidup… Apa yang akan aku dapatkan dari perbuatan maksiat ini selain Allah akan mengangkat cahaya dan nikmatnya iman dari hatiku… Tidak… tidak… Aku tidak akan mengerjakan perbuatan yang haram… Tetapi apa yang akan harus aku kerjakan. Apakah aku harus melemparkan diri dari jendela ini ? Tidak bisa, jendela itu tertutup rapat dan sulit dibuka. Kalau begitu aku harus mengolesi tubuhku dengan kotoran yang ada di WC ini, dengan harapan, bila nanti dia melihatku dalam kedaan begini, dia akan jijik dan akan membiarkanku pergi." Ternyata memang benar, ide yang terakhir ini yang dia jalankan. Dia mulai mengolesi tubunya dengan yang ada di situ. Memang menjijikkan. Setelah itu dia menangis dan berkata: "Ya Rabbi, hai Tuhanku, perasaan takutku kepadaMu itulah yang mendorongku melakukan hal ini. Oleh karena itu, karuniakan untukku 'kebaikan' sebagai gantinya."

       Kemudian dia keluardari kamar mandi, tatkala melihatnya dalam keadaan demikian, si wanita itu berteriak : "keluar kau hai orang gila!" Dia pun cepat-cepat keluar dengan perasaan takut diketahui orang-orang, jika mereka tahu, pasti akan berkomentar macam-macam tentang dirinya. Dia mengambil barang-barang dagangannya kemudian pergi berlalu, sementara orang-orang ter­tawa melihatnya. Akhirnya dia tiba dirumahnya , di situ dia bernapas lega. lalu menanggalkan pakaiannya, masuk kamar mandi dan mandi membersihkan tubuhnya dengan sebersih-bersihnya.

       Kemudian apa yang terjadi ? Adakah Allah akan membiarkan hamba dan waliNya begitu saja ? Tidak… Ternyata, ketiga dia keluar dari kamar mandi, Allah Subhanahu wa Ta'alah memberi­kan untuknya sebuah karunia yang besar, yang tetap melekat di tubuhnya sampai dia meninggal dunia, bahkan sampai setelah dia meninggal. Allah telah memberikan untuknya aroma yang harum semerbak yang tercium dari tubuhnya. Semua orang dapat mencium aroma tersebut dari jarak beberapa meter. Sampai akhirnya dia memdapat julukan "Al-miski" (yang harum seperti kasturi). Subhanallah, memang benar, Allah telah memberikan untuknya sebagai ganti dari kotoran yang dapat hilang dalam sekejap dengan aroma wangi yang dapat tercium sepanjang masa. Ketika pemuda itu meninggal dan dikuburkan, mereka tulis diatas kuburanya "Ini kuburan Al-Misky", dan banyak orang yang menziarahinya.

       Demikianlah, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan membiarkan hambaNya yang shalih begitu saja, tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala akan selalu membelanya, Allah SWT senantiasa membela orang-orang yang beriman, Allah SWT berfirman dalam hadits QudsiNya yang artinya: "Bila dia (hamba) memohon kepadaKu, pasti akan Aku beri. Mana orang-orang yang ingin memohon ?!"

Pembaca yang budiman!
"Setiap sesuatu yang engkau tinggalkan, pasti ada gantinya. Begitu pula larangan yang datang dari Allah, bila engkau tinggalkan, akan ada ganjaran sebagai penggantinya."
Allah SWT akan memberikan ganti yang besar untuk sebuah pengorbanan yang kecil. Allahu Akbar.
Manakah orang-orang yang mau meninggalkan maksiat dan taat kepada Allah sehingga mereka berhak mendapatkan ganti yang besar untuk pengorbanan kecil yang mereka beri­kan ? ?
Tidakkah mereka mau menyambut seruan Allah, seruan Rasulullah S.A.W dan seruan fitrah yang suci ?!

No comments:

Post a Comment