Saturday, 7 May 2016

DAPAT PAHALA HAJI MABRUR, TAPI TIDAK HAJI



Sa'id Ibnu Muhafah,  Tukang Sol sepatu yang mendapatkan pahala haji  mabrur, padahal ia tidak haji, suatu ketika Hasan Al-Basyri menunaikan ibadah haji. Ketika beliau sedang  istirahat, beliau bermimpi.  Dalam mimpinya beliau melihat dua Malaikat sedang membicarakan sesuatu.
 
"Rasannya orang yang menunaikan haji tahun ini, banyak sekali" Komentar  salah satu Malaikat
"Betul" Jawab yang lainya.
"Berapa kira - kira jumlah keseluruhan?"
"Tujuh ratus ribu"
"Pantas"
"Eh, kamu tahu nggak, dari jumlah tersebut berapa kira - kira yang  mabrur",
Selidik Malaikat yang mengetahui jumlah orang - orang haji tahun itu 
"Wah, itu sih urusan Allah"
"Dari jumlah itu, tak satupun yang mendapatkan haji Mabrur"
"Kenapa?"
"Macam - macam, ada yang karena riyak, ada yang tetangganya lebih memerlukan uang tapi tidak dibantu dan dia malah haji, ada yang  hajinya sudah berkali  kali, sementara masih banyak orang yang tidak  mampu, dan berbagai sebab lainnya'
"Terus?"
"Tapi Masih ada, orang yang mendapatkan Pahala haji mabrur tahun ini"
"Lho katannya tidak ada"
"Ya, karena orangnya tidak naik haji"
"Kok bisa"
"Begitulah"
"Siapa orang tersebut?"
"Sa'id bin Muhafah, tukang sol sepatu di kota Damsyiq"
 
       Mendengar ucapan itu, Hasan Al-Basyri langsung terbangun. Sepulang dari Makkah, ia tidak langsung ke Mesir, Tapi langsung menuju kota Damsyiq   (Siria). Sesampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu   ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya   Sa'id bin  Muhafah.
"Ada, ditepi kota" Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana Hasan Al-Basyri menemukan tukang sepatu yang  berpakaian lusuh,
"Benarkah anda bernama Sa'id bin Muhafah?" tanya Hasan Al-Basyri
"Betul, kenapa?"

       Sejenak Hasan Al-Basyri kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya,  akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya. "Sekarang saya tanya,  adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala  haji mabrur, barang kali mimpi itu benar" selidik Hasan Al-Basyri sambil mengakhiri ceritanya.
      
       "Saya sendiri tidak tahu, yang pasti sejak puluhan tahun yang lalu saya  memang sangat rindu Makkah, untuk menunaikan ibadah haji. Mulai saat itu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Dan pada tahun ini  biaya itu sebenarnya telah terkumpul"
"Tapi anda tidak berangkat haji"
"Benar"
"Kenapa?"
"Waktu saya hendak berangkat ternyata istri saya hamil, dan saat itu dia  ngidam berat"
"Terus?"
"Ngidamnya aneh, saya disuruh membelikan daging yang dia cium, saya cari  sumber daging itu, ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh, disitu  ada seorang janda dan enam anaknya. Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin daging yang ia masak, meskipun secuil. Ia bilang tidak boleh, hingga  saya bilang bahwa dijual berapapun akan saya beli, dia tetap mengelak. 
Akhirnya saya tanya kenapa?.. "daging ini halal intuk kami dan haram untuk  tuan" katanya 
"Kenapa?" tanyaku lagi ,
"Karena daging ini adalah bangkai keledai, bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakanya tentulah kami akan mati   kelaparan,"
Jawabnya sambil menahan air mata. 

       Mendengar ucapan tersebut sepontan saya menangis, lalu saya pulang, saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, akhirnya uang bekal hajiku kuberikan semuanya untuk dia"
Mendengar cerita tersebut Hasan Al-Basyripun tak bisa menahan air mata."Kalau begitu engkau memang patut mendapatkanya" Ucapnya.

       Kisah ini diceritakan oleh Imam dan Khotib Masjid Rohmah, Cairo Egypt Shahih tidaknya tidak disebutkan. Meski demikian kisah ini perlu menjadi  renungan.

No comments:

Post a Comment